Monday, June 4, 2012

ELECTROENCHEPHALOGRAM (EEG)


EEG merupakan suatu pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas gelombang otak. Sedangkan elektroenchephalografi adalah suatu metode pencatatan gelombang otak menggunakan alat yang peka terhadap gelombang otak. Neuron-neuron mampu mengeluarkan gelombang listrik dengan tegangan yang sangat kecil (mV), yang kemudian dialirkan ke mesin EEG untuk diamplifikasi sehingga terekamlah elektroenselogram yang ukurannya cukup untuk dapat ditangkap oleh mata pembaca EEG sebagai gelombang alfa, beta, theta dan sebagainya.


Indikasi
a)         Pasien dengan kemungkinan gangguan hantaran impuls saraf otak.
b)        Pasien dengan penurunan kesadaran/ koma
c)         Mengevaluasi efek serebral pada penyakit metabolic sistemik
d)        Mengevaluasi tidur (Sleepy Study)
e)         Memonitor aktivitas serebral pada pasien dalam narkose umum

Persiapan
a)    Periksa apakah pasien batuk, pilek atau demam.
b)   Pasien tidak dalam kondisi konsumsi obat penenang.
c)    Anjurkan pasien untuk tidak mengkonsumsi berkafein minimal 8 jam sebelum tes.
d)   Pasien jangan dipuasakan karena kagar gula darah yang rendah akan mempengaruhi hasil EEG.
e)    Anjurkan pasien untuk mencuci rambut sebelum pemeriksaan EEG.
f)    Pasien harus tidur malam yang cukup.

Langkah kerja

  1. Lakukan pengukuran kepala agar pemasangan elektroda simetris. Dapat juga dilakukan penandaan titik penempatan elektroda.
  2. Bersihkan tiap titik peletakan elektroda dengan abrasive gel, caranya letakkan abrasive gel ke lidiwaten / cotton bud kemudian gosok perlahan – lahan dititik yang akan diletakkan elektrodanya. Penulis menggunakan Nuprep sebagai abrasive gelnya.
  3. Pasang elektroda Ref dan ground untuk memudahkan dalam cek impedance. Pemasangan elektroda ground biasanya diletakkan di FPZ dan untuk Elektroda Ref diletakkan di diantara CZ dan FCZ.
  4. Untuk merekatkan elektroda ke kepala, gunakan pasta ten20, pemasangan yang baik adalah pada saat elektroda yang sudah diberi pasta ten20 kemudian direkatkan ke kepala.
  5. Perhatikan setelah memasang elektroda, akan muncul nilai impedansi dilayar monitor. Bila angka dibawah 5 Kohm berarti pemasangan sudah baik. Atau dibeberapa mesin digital EEG ada parameter warna, bila berwarna hijau nilai di bawah 5 Kohm dan bila di atas 5 Kohm berwarna merah. Parameter warna tergantung dari masing-masing mesin EEG Lakukan langkah diatas sampai semua elektroda terpasang.
  6. Ganjal kepala pasien dengan bantal, pergunakan bantal yang nyaman tapi tidak mengganggu elektroda yang terpasang.
  7. Saat perekaman, anjurkan pasien untuk membuka dan menutup mata beberapa kali.
  8. Pantau aktivitas pasien seperti batuk, berbicara.
  9. Gunakan montage Referential, contoh : FP1-Ref, FP2-Ref, F4-Ref dst. Tujuannya adalah agar operator lebih cepat dan mudah dalam memperbaiki elektroda yang lepas.
  10. Saat rekaman, lanjutkan dengan memberikan pertanyaan ringan samapi berat,
  11. Untuk pertanyaan perkalian, penjumlahan dan pembagian operator harus tau kemampuan / pendidikan pasien.
  12. Lakukan provokasi dengan menggunakan photic, photic adalah lampu LED atau strobo yang dapat diatur intensitas cahaya dan frequensinya.
  13. Setelah Provokasi photic selesai, lakukan provokasi hiperventilasi, hiperventilasi adalah bernafas dengan cepat yang dilakukan kurang lebih 3 menit.
  14. Berikan contoh ke pasien sebelum melakukan hiperventilasi. Dengan cara tarik nafas dari hidung buang melalui mulut, lakukan secara cepat. Hati-hati dalam melakukan hiperventilasi, bila pasien ada gangguan jantung konsultasikanlah dengan dokter pembaca atau dokter pengirim
  15. Setelah porvokasi hiperventilasi, lakukan post hiperventilasi, bernafaslah secara normal kurang lebih 3 menit.
  16. Setelah semua selesai, usahakan pasien tidur, bila pasien mengantuk diawal rekaman biarkan pasien tidur kurang lebih 15 menit, kemudian bangunkan. Diharapakan dokter pembaca dapat melihat aktivitas otak pasien dalam keadaan tidur.
Hasilnya . . . 

Sinyal-sinyal dalam gelombang EEG:
a)   Gelombang alfa mempunyai frekwensi 8-12 siklus per detik. Gelombang alfa terlihat normal pada saat bangun dan mata tertutup (tidak tertidur).
b)  Gelombang Beta mempunyai suatu frekwensi 13-30 siklus per detik.Gelombang ini secara normal ditemukan ketika siaga atau menjalani pengobatan tertentu, seperti benzodiazepines atau pengobatan anticonvulsants.
c)  Gelombang delta mempunyai suatu frekwensi kurang dari 3 siklus per detik. Gelombang secara normal ditemukan hanya pada saat sedang tidur dan anakanak muda
d)  Gelombang teta mempunyai frekwensi 4-7 siklus per detik. Gelombang ini secara normal ditemukan hanya pada anak-anak atau selama tidur.



Go Perawat . . . ! ! !








No comments:

Post a Comment